Jumat, 06 Maret 2015

Bahasa Indonesia #1


1. Jelaskan definisi Penalaran dan jenisnya !

Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan/pengetahuan yang dapat bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena penalaran mendidik manusia bersikap objektif, tegas, dan berani; suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi.

Penalaran adalah suatu proses berfikir yang logis dengan berusaha menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan dan menghubung-hubungkan.

Penalaran dapat dibedakan dengan cara induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah merupakan sistem antara kedua penalaran ini. Penalaran induktif ialah proses berfikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena/gejala individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi) yang berlaku umum. Sedangkan penalaran deduktif ialah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum untuk suatu hal/gejala, atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian hal/gejala umum di atas.

  1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis). Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang  bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.

Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif :
  • Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
  • Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
  1.  Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposisi tempat menarik kesimpulan itu disebut premis. Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat  pula dilakukan secara tak langsung.


2. Jelaskan definisi Proposisi dan berikan contohnya !

Dalam proses penalaran, kita menghubungkan fakta-fakta. Hubungan itu diungkapkan dalam bentuk kalimat-kalimat pernyataan/kalimat berita. Kalimat yang berisi pernyataan tentang hubungan fakta-fakta itu disebut proposisi. Pernyataan dapat benar dan salah, jadi proposisi dapat dibatasi sebagai kalimat yang mengandung pernyataan tentang hubungan fakta-fakta yang dapat dinilai benar dan salah. Dalam berpikir proposisi, yaitu merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.

Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Suatu proposisi mempunyai subjek dan predikat. Dengan demikian, proposisi pasti  berbentuk kalimat, tetapi tidak setiap kalimat dapat digolongkan ke dalam proposisis. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inverse tidak dapat disebut proposisi. Kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

Kalimat berikut ini bukan proposisi :
  1. Bangsa burungkah ayam?
  2. Mudah-mudahan Indonesia menjadi Negara makmur.
  3. Berdirilah kamu di pinggir pantai.
Kalimat-kalimat itu dapat diubah menjadi proposisi sebagai berikut :
  1. Ayam adalah burung.
  2. Indonesia menjadi negara makmur.
  3. Kamu berdiri di pinggir pantai.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa proposisi itu harus terdiri dari subjek dan predikat yang masing-masing dapat diwujudkan dalam kelompoknya sehingga dapat dilihat hubungan sekelompok subjek dan kelompok predikat.


3. Jelaskan definisi Silogisme, jenisnya, dan berikan contoh !

Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal, Aristoteles. Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi baru (kesimpulan). Premis yang pertama disebut premis umum (premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar. Dalam penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis, dan silogisme alternatif.

  1. Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme kategoris :
·         Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
·         Afdan adalah manusia (premis minor)
·         Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)

  1. Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris. Contoh silogisme hipotesis :
·         Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
·         Hari ini tidak hujan (premis minor)
·         Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).

  1. Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh silogisme alternatif:
·         Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
·         Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
·         Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)

Referensi :
1.       “Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi” oleh Minto Rahayu.
2.      “Pengantar Logika” oleh Maran, R Raga.
3.      “Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi” oleh Zaenal Arifin dan Amran Tasai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar