Selasa, 24 November 2015

Etika Utilitarianisme dalam Bisnis



Utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832). Persoalan yang dihadapi oleh Bentham dan orang-orang sezamannya adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi, dan legal secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang, secara moral.

1. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

Kriteria pertama adalah manfaat, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.

Kriteria kedua adalah manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar)dibandingkan dengan kebijaksanaan atau tindakan alternative lainnya.

Kriteria ketiga adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu dengan kata lain suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut etika utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang sekecil mungkin bagi sedikit mungkin orang.

Secara padat ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.

2. Nilai Positif Etika Utilitarianisme

a. Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita persoalkan keabsahannya.

b. Dalam kaitannya dengan itu, utilitarianisme sangant menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya ketiga criteria objektif dan rasional tadi.

c. Universalitas, yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.

3. Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian

a. Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan.

b. Etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bai tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, ketiga criteria di atas lalu benar-benar dipakai sebagai criteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak. Yang paling pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.

4. Analisis Keuntungan dan Kerugian

Pertama, keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan,  kendati benar bahwa ini sasaran akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan  membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas sebagai pendekatan stakeholder.

Kedua, seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan kepentingan konsimen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang berkepentingan.

Ketiga¸bagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang. Ini penting karena bias saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan atau paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.

Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat bagi kelompok-kelompok terkait yang berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang tidak merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu dinilai berdasarkan keuntungan yang akan dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu, perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini bias dilakukan, pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial, melainkan juga baik dan etis.

5. Jalan Keluar

Tanpa ingin memasuki secara lebih mendalam persoalan ini, ada baiknya kita secara khusus mencari  beberapa jalan keluar yang mungkin berguna bagi bisnis dalam menggunakan etika utilitarianisme yang memang punya daya tarik istimewa ini. Yang perlu diakui adalah bahwa tidak mungkin mungkin kita memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya. Hanya saja, yang  pertama-tama harus dipegang adalah bahwa kepentingan dan hak semua orang harus diperhatikan, dihormati, dan diperhitungkan secara sama. Namun, karena kenyataan bahwa kita tidak bisa memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya, dalam situasi tertentu kita memang terpaksa harus memilih di antara alternative yang tidak sempurna itu. Dalam hal ini, etika utilitarianisme telah menberi kita criteria paling objektif dan rasional untuk memilih diantara berbagai alternative yang kita hadapi, kendati mungkin bukan paling sempurna.

Karena itu, dalam situasi di mana kita terpaksa mengambil kebijaksanaan dan tindakan berdasarkan etika utilitarianisme, yang mengandung beberapa kesulitan dan kelemahhan tersebut di atas, beberapa hal ini kiranya perlu diperhatikan.

a. Dalam banyak hal kita perlu menggunakan perasaan atau intuisi moral kita untuk mempertimbangkan secara jujur apakah tindakan yang kita ambil itu, yang memenuhi criteria etika utilitarianisme diatas, memang manusiawi atau tidak.

b. Dalam kasus konkret di mana kebijaksanaan atau tindakan bisnis tertentu yang dalam jangka panjang tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga banyak pihak terkait, termasuk secara moral, tetapi ternyata ada pihak tertentu yang terpaksa dikorbankan atau dirugikan secara tak terelakkan, kiranya pendekatan dan komunikasi pribadi akan merupakan sebuah langkah yang punya nilai moral tersendiri.

6. Kaitan Etika Utilitarianisme Dengan Contoh Proposal Usaha Bisnis “KRAFTED”

a. Usaha bisnis “KRAFTED” bermanfaat untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
b. Usaha bisnis “KRAFTED” bermanfaat sebagai alternatif usaha bisnis ditengah kondisi persaingan global saat ini.
c. Usaha bisnis “KRAFTED” bermanfaat membantu industri kreatif di Indonesia.
d. Usaha bisnis “KRAFTED” bermanfaat menggerakkan perekonomian rakyat Indonesia dan turut serta dalam pertumbuhan ekonomi negara.

Referensi 

Tugas Etika Bisnis (Proposal Usaha Bisnis)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang ini, setiap tahunnya kebutuhan akan barang-barang kerajinan tangan (hand made) sangat beragam. Peningkatan permintaan para konsumen terhadap souvenir yang unik, dan tidak mahalpun membuat para pengusaha souvenir kelimpungan karena orderan yang menupuk. Saat ini souvenir tidak hanya diperuntukkan dalam acara-acara pernikahan saja, tapi juga untuk acara ulang tahun, perpisahan sekolah, ataupun sebagai hadiah tambahan doorprize. Souvenir kadang juga dibutuhkan sebagai kenang - kenangan atau hanya sebagai cenderamata ucapan terima kasih. Selain dalam orderan partai besar, kadang souvenir pun dibeli satuan bagi para peminat barang – barang kerajinan tangan.
Dengan adanya kondisi tersebut, peluang bisnis yang berkaitan dengan kerajinan souvenir pun  terbuka lebar dan bisa saja sangat menjanjikan. Untuk itu, saya ingin memanfaatkan peluang ini.  Saya akan mencoba untuk mendirikan sebuah usaha kerajinan souvenir yang dibuat oleh tangan (handmade) dengan nama “KRAFTED”.
B. Tujuan
Tujuan dari usaha ini adalah:
  1. Dapat melakukan usaha souvenir dengan baik dan memberikan manfaat yang besar.
  2. Dapat memasarkan produk kerajinan souvenir ini dengan baik.
  3. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.
  4. Menjadi salah satu usaha souvenir yang sukses di Jawa Barat dengan omset yang tinggi.

BAB II
RINGKASAN BISNIS

A. Profil Usaha
Nama Usaha              : KRAFTED
Jenis Usaha               : Kerajinan Tangan
Alamat Usaha           : Jl. Berdikari, Bekasi Selatan
Pemilik                       : Ridho Lajuardi F.
B. Jenis Usaha
Usaha ini merupakan usaha saya yang pertama. Dalam tahap awal saya akan menggunakan dana milik pribadi dalam mendirikan usaha ini. Usaha yang akan saya mulai ini adalah usaha yang bergerak dalam bidang kerajinan tangan berupa souvenir dan aksesoris, yang bahan bakunya adalah kain flanel. Produk yang dihasilkan antara lain gantungan kunci, gantungan hp, figura, boneka, replika kue, tempat tissu, dan sebagainnya, yang dihasilkan dari bahan baku yang saya gunakan. Untuk harganya bervariasi tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya.
C. Tempat Usaha
Lokasi usaha yang direncanakan untuk pembuatan produk akan dikerjakan di rumah saya bertempat di Jalan Berdikari No. 22, Bekasi Selatan. Untuk sementara, pemasaran produk akan dilakukan dengan menitipkan produk ke toko-toko dan menjualnya melalui toko online.
D. Target
Produk yang dihasilkan dapat berupa tas, gantungan kunci, gantungan HP, jepit rambut, boneka mungil, miniatur kue tart, tempat tissue, sampul agenda yang semuanya berbahan dasar dari kain flannel. Sesuai dengan kapasitas peralatan produksi, produksi yang dapat dihasilkan adalah sejumlah 120 buah per bulan dengan 8 jenis kreasi kain flannel atau 1.440 buah pertahun. Konsumen yang ditargetkan adalah usia remaja putri dengan jumlah target rata-rata 120 orang perbulan atau 1.440 orang pertahun.
E. Strategi Pemasaran
Melakukan pemasaran secara langsung dengan pamflet, pembagian brosur di jalan, pemasaran secara online, maupun hanya dari mulut ke mulut.
F. Prospek Pasar dan Pemasarannya
Untuk sementara saya hanya melayani pemesanan seputaran Bekasi dan sekitarnya saja, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada oderan online dari luar Bekasi akan saya kirimkan melalui jasa TIKI atau JNE.
G. Keunggulan
Yang menjadikan kerajinan souvenir  ini menjadi spesial ialah pesanan produk saya kerjakan dengan menggunakan tangan jadi lebih rapih dan teliti, selain itu saya juga menerima pesanan bentuk atau karakter sesuai dengan keinginan pemesan. Kerajinan Souvenir ini beda dengan tempat lainnya, karena bisa memesan bentuk sesuai dengan keinginan masing – masing, bisa juga menambahkan nama sesuai dengan keinginan pemesan, serta fasilitas bonus untuk konsumen yang memesan lebih dari 100 buah.

BAB III
PERENCANAAN USAHA

A. Pemasaran
Pemasaran produk ini sangatlah jelas, yakni para pecinta barang-barang kerajinan tangan (handmade). Untuk sementara saya hanya melayani pemesanan dari wilayah Bekasi dan sekitarnya saja, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kami akan menerima jika ada orderan online dari luar Bekasi.
B. Pembiayaan
Jumlah
Harga Satuan
Nama Satuan
Volume
Kegiatan/Barang
No
       5,000.00
        5,000.00
buah
1
Buku catatan
1
       3,000.00
        1,500.00
buah
2
Pulpen
2
   100,000.00
      10,000.00
meter
10
Kain Flanel
3
       5,000.00
        5,000.00
buah
1
Gunting
4
   250,000.00
   250,000.00
unit
1
Mesin jahit mini
5
     15,000.00
        1,500.00
gulung
10
Benang warna
6
     14,000.00
      14,000.00
buah
1
Lem UHU
7
       4,000.00
        2,000.00
batang
2
Lem lilin
8
     20,000.00
      10,000.00
bungkus
2
Dakron
9
     10,000.00
        5,000.00
lusin
2
Gantungan kunci
10
     15,000.00
      15,000.00
pak
1
Tali hp
11
       6,000.00
        3,000.00
bungkus
2
Manik-manik
12
     25,000.00
      25,000.00
buah
1
Glue gun
13
     30,000.00
      30,000.00
rim
1
Kertas
14
     25,000.00
      25,000.00
kotak
1
Tinta
15
   527,000.00



Jumlah



BAB IV
PENUTUP

A. Antisipasi Masa Depan
Sebagai wirausahawan yang baik, saya tidak akan membiarkan usaha ini berjalan secara mendatar. Saya akan terus mencoba memperbaiki kualitas pekerjaan saya, agar para peminat atau konsumen puas atas pelayanan yang diberikan. Karena apabila kualitas produk tidak saya tingkatkan, kemungkinan besar usaha ini tidak akan maju dan terancam bangkrut.
B. Kesimpulan
Menurut saya usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Saya sadar bahwa usaha ini tak akan langsung berkembang pesat tapi saya akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan mengembangkan usaha ini.